JIKA KITA DIANGGAP GAGAL
Setiap manusia yang pernah mencoba, pasti pernah merasakan kegagalan. Seringkali kita menganggap bahwa kegagalan merupakan suatu hal yang bersifat negative. Karena memang, banyak orang yang kehilangan kesempatan emasnya jika ia gagal. Namun, tahukah anda bahwa kegagalan merupakan guru terbaik. Kegagalan merupakan kesuksesan yang belum sempurna. Tidak semua kegagalan itu bersifat negative. Namun ada pula yang bersifat positif. nal ini tergantung dengan individu itu sendiri dalam mengambil hikmahnya. Namun kegagalan juga bisa berdampak negatif apabila dianggap sebagai jalan buntu dan membuat kita menyerah. Berikut ini merupakan tips agar kegagalan tidak dianggap sebagai hal yang menakutkan dan berubah menjadi penyempurna asa kita :
1. Bersikap positif terhadap kegagalan
Sikap positif merupakan pondasi utama untuk memahami, kegagalan bukan sesuatu yang harus ditakuti. Tanpa sikap positif, kita akan merasa hidup di alam mimpi, tidak ingin berbuat apa-apa lagi karena takut gagal. Bersikap positif artinya mampu memandang kegagalan sebagai peristiwa hidup yang harus dialami. Kita siap untuk menerima kegagalan dan kesuksesan kapan saja dan dalam bentuk apapun.
2. Cari penyebab
Ada dua faktor utama penyebab kegagalan, yakni internal dan eksternal. Faktor internal adalah penyebab dari dalam diri kita sendiri. Mungkin kita kurang persiapan yang matang dalam mengikuti Ujian, waktu persiapan yang terlalu pendek, kurang mencari informasi, menganggap enteng materi yang akan diujikan, menyerah sebelum bertanding, keterpaksaan atau kita tidak melakukan tes dengan sepenuh hati. Faktor Eksternal adalah penyebab di luar diri kita, misalnya tingkat persaingan yang tinggi dan lainnya, yang dapat diatasi dengan meningkatkan persiapan secara internal.
3. Lakukan identifikasi
Kita perlu melakukan identifikasi terhadap apa saja penyebab kegagalan, kemudian mencoba mengatasinya. Usahakan memprioritaskan penyebab utama, baru penyebab lainnya. Caranya dengan mencatat hal-hal yang sering membuat kita gagal, faktor internal maupun eksternal. misalnya kurang penguasaan terhadap materi, kurang teliti, kurang cepat dalam mengerjakan ujian. Faktor internal ada di dalam diri kita dan mengatasinya jauh lebih sulit dibanding dengan faktor eksternal.
4. Evaluasi diri
Umumnya bila kita gagal, yang pertama kali disalahkan adalah pihak lain. Jarang mau mengakui dirinya bersalah, misalnya jumlah peserta yang diterima terlalu sedikit, soal yang terlalu sulit, membuat isu negatif. Dengan mengevaluasi diri berarti kita berusaha mengakui kesalahan itu, juga bersikap dewasa dan bijaksana, karena berani beratanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan. Evaluasi diri melatih diri kita semakin mengerti tentang diri sendiri.
5. Gali kekuatan diri
Kegagalan sebenarnya bukan merupakan tanda kita tidak mempunyai kekuatan dalam diri. Kita hanya belum mengenal atau mampu menggunakan kekuatan itu secara maksimal. Cobalah wujudkan kekuatan positif. Gali potensi-potensi yang sangat mungkin untuk dikembangkan. Kita akan berhasil menginventarisasi potensi-potensi apabila terus berusaha mengenali kekuatan kita.
6. Kenali kelemahan diri
Salah satu penyebab kegagalan adalah kelemahan diri yang dianggap wajar. Rata-rata orang tidak berani menggali kelemahan diri. Padahal, ketakutan merupakan cermin belum siapnya kita mengakui kelemahan diri. Meneliti kelemahan sendiri merupakan kesempatan untuk koreksi diri. Sebaliknya, bila tidak mau mengakui kelemahan, kita hidup dalam dunia maya, karena tidak pernah melihat diri kita yang sebenarnya. Dengan mengenali kelemahan, kita akan dapat memperbaiki diri.
7. Lihat peluang
Hendaknya kita pandai melihat peluang. Kegagalan sebenarnya menyimpan berbagai kesempatan yang dapat diubah menjadi hal yang menguntungkan. Namun, sering kali kita menganggap kegagalan bermakna negatif. Peluang dapat diperoleh bila kita mau belajar dari kegagalan serta mampu menyiasati hal-hal yang membuat kita gagal. Sadari, yang kita alami bukan ancaman bagi kehidupan, melainkan kesempatan untuk mengubah hidup menjadi lebih efektif.
8. Trial and Error
Trial and Error merupakan salah satu tolok ukur bahwa kita ingin mengubah kegagalan menjadi kesuksesan. Tinggal sejauh mana kita mau dan berani mencoba kembali kegagalan itu. Pikirkan dulu masak-masak langkah yang akan kita tempuh. Kalau terjadi kesalahan kembali, jangan segan melakukan revisi dan mencoba kembali sampai akhirnya berhasil mengatasinya. Kuncinya, tekun dan pantang menyerah dalam uji coba mengatasi kegagalan.
9. Doa sebagai senjata
Keberhasilan sebanding lurus dengan usaha yang kita lakukan, namun sebaik apapun persiapan yang kita lakukan, kesuksesan adalah hak prerogatif dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu usaha dan persiapan yang baik harus diimbangi dengan doa dan amal perbuatan yang baik. Sehingga jika usaha telah kita maksimal, namun hasil yang kita peroleh tidak sesuai yang kita harapkan, maka kita harus berkeyakinan itulah yang terbaik buat kita, karena Tuhan Maha Tahu kebutuhan hambanya.
0 komentar:
Posting Komentar